Berikutini cerpen cinta romantis terbaru dengan judul "Rain". Cerpen ini merupakan karya Dian S. Cerpen Romantis - Rain (Part 1) Bianca berdiri di balkon kamarnya. Pandangannya menatap lurus ke depan. Hujan yang begitu deras kini menyita perhatiannya. Dia menatap rintik-rintik air yang turun dengan sendu.
Cerpen Karangan Nindi HwangKategori Cerpen Cinta Sedih Lolos moderasi pada 25 December 2014 Namaku Edwin seorang mahasiswa semester 7 berumur 20 tahun jurusan manajemen perkantoran di salah satu universitas ternama di kota ini. Aku masih tinggal satu atap dengan keluargaku. Aku akui aku memang salah satu anak dengan prestasi membanggakan di kampus, walaupun aku sebenarnya merasa sedikit risih dengan lontaran-lontaran pujian dari teman-temanku. Banyak yang bilang diriku ini sempurna, dengan mata onyx yang khas dan wajah oriental kulit putih serta perawakan yang tinggi besar, tak heran jika banyak gadis yang mencoba mengalihkan perhatianku. Aku hanya menganggap mereka biasa saja, aku tak terlalu menghiraukan mereka. Namun beberapa hari ini aku memperhatikan tetanggaku yang baru pindahan. Jelasnya ada seorang gadis yang selalu duduk di teras rumah atau duduk di ayunan di depan rumahnya ketika senja tiba. Aku merasa terpikat saat pertama kali aku berkenalan dengannya. Yang pertama kuperhatikan adalah matanya. Tak ada mata seindah matanya sebelumnya. Walaupun dia terkesan pendiam namun aku tau, dia pasti punya sisi lain tersendiri. Raina namanya. Indah bukan? Hmm aku tau aku tertarik padanya. Ada sisi dari dirinya yang berbeda. Hari ini akan kuputuskan pergi ke rumahnya untuk menjalin silaturahmi, atau bisa dibilang ini modus sebuah pendekatan hihiihi. Aku tau itu lucu tapi aku juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada diriku sendiri. Aku mengetuk pintu berharap seseorang membukakannya untukku. Benar saja, Bude Ari membukakan pintu, aku berbincang-bincang dengannya seolah aku ingin menjadi tetangga paling baik untuknya. Dan tak lama kemudian Raina datang dengan setelan baju putih. Aku suka selera fashionnya, dia terlihat glamour dan imut sekaligus. Wajah lembutnya seakan menyapu semua fikiranku. Aku menyukainya Tuhan, sungguh aku menyukainya. Dia mencoba duduk di sebelah Bude Ari masih dengan wajah datarnya. Bude Ari mencoba bertanya maksudku untuk datang kesini. Tentu saja aku gelagapan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh beliau. Seperti maling yang tak ingin ketahuan, aku menjelaskan pada Bude Ari bahwa aku hanya ingin menjalin silaturahmi seperti tujuanku sebelumnya. Raina sangat pendiam, namun di tengah-tengah pembicaraan dia mengulas senyum-senyum kecilnya yang membuat hatiku terasa sedikit sesak olehnya. “Raina masih kuliah?” Tanyaku membuka pembicaraan dengannya. Tapi tidak ada respons darinya, dia hanya diam. Aku tau, aku tidak boleh terlalu memaksanya dulu. Bude Ari akhirnya yang menengahi. Aku memberi coklat buatanku pada Bude Ari. Entah dari mana aku tau, tapi Raina sepertinya suka dengan coklat. Sejak hari pertama aku pergi ke rumah Raina aku menjadikan hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan. Awalnya Raina masih tertutup denganku walau mengatakan sepatah katapun. Tapi kini dia mulai mau berbicara denganku walaupun hanya sedikit dan dengan terbata-bata. Aku tau aku tidak boleh terlalu agresif dengan Raina atau aku akan kehilangannya. Setiap senja tiba dan aku sudah pulang kuliah, kusempatkan untuk menemani Raina duduk di ayunan depan rumahnya. Ada sesuatu dari dirinya yang aku ketahui tapi aku tidak tau apa itu. Walau kami hanya berbicara sedikit, bukan sedikit lagi, tapi sangat jarang lebih jarang dari sedikit, tapi aku selalu sabar dengannya. Aku tau dia akan berubah nanti. Kadang dia tidak menganggapku ada, dia hanya sibuk dengan tanaman di depan rumahnya. Ayah dan Ibuku tau hal itu, tapi mereka hanya diam saja. Aku juga tak pernah mengatakan hal apapun soal perasaanku dan soal Raina. Belum sekalipun aku seberat ini dan setegar ini pada seorang gadis. Aku tak tau mengapa, tapi dalam diriku ada suatu alasan yang tak kumengerti dan tak bisa kujelaskan. “Bunga mawarnya bagus ya?” Kataku membuka sedikit pembicaraan Lagi-lagi Raina menyunggingkan senyumannya yang kadang-kadang terkesan datar. “Iya, bunga mawar memang indah” Katanya menjawab Terkadang hatiku terasa pilu dengan semua ini. Namun, aku tau aku tidak boleh salah bertindak atau akan fatal. Sabarkan aku Tuhan. Hari ini aku menerima pesan dari Om ku yang ada di Surabaya, dia berkata jika disana ada proyek dan aku diajak olehnya. Ini sebuah kesempatan besar, gumamku dalam hati. Namun di lain tempat ada sesuatu yang berbisik jika aku tidak mau kehilangan satu hari pun bersama Raina. Aku sangat bingung mana yang harus aku lakukan dan mana yang tidak harus aku lakukan semua ini sangat bertentangan. Aku sangat bingung, di sisi lain aku ingin masa depanku yang cerah dan di sisi satunya aku tidak ingin kehilangan Raina. Kuputuskan untuk berbicara dengan Raina hari ini. Kebetulan dia sedang membaca novel seperti biasanya di ayunan depan rumahnya dengan segelas teh rosella hangat yang biasa dia buat sendiri. Lagi-lagi aku sempat terpesona melihatnya. “Raina sendirian?” Aku memulai pembicaraan Dia membalas dengan senyum datarnya lagi “Aku hanya ingin bicara, selama empat bulan kedepan aku akan pergi ke Surabaya untuk suatu proyek” Kataku sambil memperhatikannya Dia menengok ke arahku, seperti tidak percaya atau menatapku seperti mencari sebuah kebohongan aku tidak dapat menjelaskannya secara rinci tatapannya. Dia memang gadis yang sangat misterius. Namun sedikitnya aku bisa melihat raut kecewa di wajahnya. Sesaat kemudian dia kembali menekuni bukunya dan sedikit mengangguk. “Itu bagus” Katanya singkat, namun jelas bisa menjelaskan nada kecewa di dalamnya. “Ini hanya sebentar, aku akan berangkat empat hari lagi dan aku akan pulang empat bulan mendatang” Kataku Cukup lama aku me nemaninya duduk disini, tanpa kusadari hari pun sudah gelap kira-kira pukul 8 aku pulang. Kulihat Raina ketiduran di ayunan. Kutatap lekat wajah sempurna itu dengan teliti. Kuringkukan tubuh kecil Raina ke dalam pelukanku, kumaksutkan untuk menjaga tubuhnya dengan kehangatan. Kuberanikan diri untuk memeluknya karena aku yakin Raina sudah tidur dengan lelap. Kurasa ini sudah malam. Aku menggendongnya, bermaksud untuk mengantarkan ke kamarnya. “Bude Ari, Raina ketiduran boleh aku antar dia ke kamar?” aku meminta ijin. “Tidak usah repot-rept dek Edwin, Raina suka tidur di kasur dengan TV kamu antar dia kesana saja, di lantai dua” Kata Bude Ari Oke, aku mengantarnya ke lantai dua. Aku menaruh tubuh kecil Raina dia atas kasur. Lagi-lagi aku terpesona akannya. Aku mencium keningnya dan membenahi selimutnya dan aku turun dari lantai dua kemudian berpamitan dengan Bude Ari untuk pulang dan berterimakasih. Aku akan berangkat ke Surabaya lusa dan orangtuaku sangat mendukungku. Setelah kejadian hari itu, aku tidak pernah lagi melihat Raina duduk di ayunan depan rumah. Kecewa sebenarnya, aku tanya pada Bude Ari kata beliau Raina sedang berkonsentrasi menulis novel di kamarnya dan tidak ingin diganggu. Oke aku hargai itu. Tapi ini adalah hari terakhir aku disini dan siang ini aku akan berangkat ke Surabaya. Namun sampai berangkat pun aku tidak menemuinya walau untuk melihat senyum indahnya sekilas saja. Baiklah Tuhan aku akan kembali kesini dengan kesuksesan untuk melamar Raina. Aku yakin itu. 4 Bulan kemudian… Hari ini aku pulang dari Surabaya, proyekku dan Omku sukses besar. Selama di Surabya sedetik pun pikiranku tak pernah lepas akan Raina. Aku semakin mencintainya. Saat seperti ini aku baru merasa bahwa aku memang sangat mencintainya. Setelah pulang dan membersihkan diri di rumah aku langsung pergi ke rumah Raina. “Ibu aku pergi ke rumah Bude Ari dulu ya” Kataku langsung berjalan dengan sedikit berlari ke rumah Raina dengan membawa sejuta harapan serta sebuah cicin berlian yang sempat kubeli untuk menyatakan cinta padanya. Dan ibuku hanya diam saja. “Bude Ari Raina dimana?” Kataku dengan Hening yang kudapat. Kucoba untuk bertanya lagi. “Bude Ari tolong jawab aku dimana Raina?” yang kudapatkan bukanlah sebuah jawaban, namun air mata dari Bude Ari. Kuedarkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan rumah Bude Ari. Dan aku temukan dengan jelas sebuah foto yang aku tau pasti itu adalah foto Raina. Tapi tunggu dulu, kenapa di foto itu ada rangkaian bunga? Apa yang terjadi? Sekali lagi aku mencoba bertanya pada Bude Ari “Bude Ari tolong sekali lagi jawab aku, kemana Raina Bude??” Aku sedikit menggoyangkan tubuh Bude Ari. “Maafkan Bude nak Edwin, Raina sudah pergi, dia sudah kembali pada yang Maha Kuasa” JEDERRRRR Bak petir yang menyambar bumi, hatiku runtuh satu persatu dari tempatnya. Keyakinanku hancur seperti piring yang dipecahkan. Dan aku tak bisa memahami ini. Aku meruntuki semua kesalahkanku atas apa yang terjadi. Aku tertunduk meratapi semua ini, aku tak tau harus berbuat apa. Aku arghhhh, aku marah pada semuanya. Aku menagis di antara kepedihan ini. Aku tak percaya Raina sudah tiada, aku tak percaya. Oh Tuhan kenapa saat aku mulai jatuh cinta kau malah menghancurkan semuanya? Kenapa? Beberapa saat setelah semua nyawaku mulai terkumpul lagi, Bude Ari menjelaskan semuanya padaku. Kenapa semuanya terjadi. Mulai dari kulkas, aku diajaknya menuju kulkas. Dibukanya pintu kulkas itu, dan betapa terkejutkanya aku, kulkas itu penuh dengan tumpukan kotak coklat yang sangat aku kenali. Semua itu adalah coklat pemberianku. Aku tak percaya Raina menyimpannya dengan rapih disini. “Raina suka dengan coklat nak, tapi dia tak pernah sedikitpun memakan bahkan menyentuhanya sekalipun. Dia tak ingin coklat buatanmu yang berharga ini hilang dia makan begitu saja” Kata Bude Ari menjelaskan. Setelah itu Bude Ari mengajakku ke kamar Raina. Dan sungguh aku sangat terkejut demi apapun. Sungguh jelas di kamar itu terpasang berbagai foto-foto dengan 2 orang yang berbalut seragam SMA. Aku sangat mengenali wajah itu, itu Raina. Tunggu dulu, siapa laki-laki disana? Kenapa mirip sekali denganku? Tuhan apa arti semua ini? Tiba-tiba kepalaku pening dan sakit. “Kau tidak apa-apa kan nak?” Kata Bude Ari “Kau dan Raina memang sepasang anak manusia yang tak bisa dijauhkan walau kalian saling menghindari. Kau mungkin tidak akan pernah mengingat bagaimana semua foto-foto ini bisa ada. Karena kau amnesia” Kata Bude Ari menjelaskan. Aku bingung sumpah demi apapun aku masih bingung dengan semua ini. “Kau dan Raina adalah sepasang kekasih semenjak masih di bangku awal SMA, kalian selalu bersama kemana-mana. Kalian layaknya sudah berjodoh. Tapi Tuhan berkata lain, kau mengalami kecelakaan yang membuat ingatannya tidak akan pernah kembali. Dan parahnya Tuhan memberikan Raina cobaan dengan divonis mengidap kanker Otak yang ganas. Raina shock dan tak percaya dengan semua ini, kemudian kami pindah ke kota lain demi menghindarimu. Namun sungguh lagi-lagi Tuhan berkata lain, kami harus pindah kesini lagi karena tempat tinggal kami disana tersapu bencana alam. Itulah sebabnya dia selalu diam jika bertemu dengan mu atau dengan orang lain. Dia memendam kesedihan yang amat dalam. Dan taukah engkau nak Edwin, dia masih menggenggam erat cintanya padamu sampai akhir hayatnya” Jelas Bude Ari panjang lebar. Lengkap sudah penderitaanku Tuhan, aku baru tau kenapa Raina bersikap tertutup selama ini. Aku merasa amat bersalah. Maafkan aku Tuhan. Ampuni aku. Esoknya aku pegi menuju pusara Raina. Aku berharap Raina akan tersenyum indah disana, dia akan lebih bahagia di sisi-Nya. Aku percaya itu. “Ini buku novel untukmu nak Edwin, dia menumpahkan semuanya disini” Kuterima sebuah novel yang cukup tebal dan tak asing bagiku berjudul Love and Hurt’ by Raina, aku baru tau itu novelnya. Padahal itu adalah novel best seller selama aku di Surabaya. Sungguh terlambatnya aku Tuhan. — “Raina kesini ayo jangan jauh-jauh” Aku memanggilnya “Iya papah bentar Raina mau sepedahan bareng sama temen-temen” Katanya dengan senyum “Pah biarin Raina, dia udah besar” kata istriku Aku tersenyum melihat putriku yang semakin besar. Kuberi nama dia Raina agar aku tak akan pernah lupa dengan senyuman yang mempesona itu. Raina, terimakasih atas cintamu, pengorbananmu, perasaanmu. Terimakasih atas semuanya. Cerpen Karangan Nindi Hwang Twitter NindiHwang Cerpen Ketika Cinta Datang Terlambat merupakan cerita pendek karangan Nindi Hwang, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Mawar Merah Ternoda Oleh Alfred Pandie Kamar kosong dengan laptop menyala lagu padi -kasih tak sampai ku biarkan mengiringi kepedihan hatiku, entah apa yang ku rasakan kini, entah apa yang ku gores dengan penah di Remah Remah Kenangan Oleh Dita Ayu Maharani Barangkali aku ingin mengatakan beberapa hal kepadamu. Kita, duduk berhadapan, bersitatap satu sama lain. Mengurai kembali tali yang terputus, merampungkan kisah yang bagiku terlalu gamang. Namun aku memimpikan kebersamaan LDR Oleh Elfina Astin Jenny, seorang cewek SMA yang berambut panjang dan berhidung mancung itu kerap disapa Jen oleh teman-teman sebayanya. Jen masuk sekolah SMA dengan tujuan mencari ilmu dan mencari pengganti Jono, My Love Story Oleh Indah P. Lestari “Biar ku sudahi saja perasaan ini, secara perlahan” gumanku dalam hati seraya mengusap tetesan air mata yang sudah membasahi pipiku. Mencoba bangkit dari rasa terpuruk akibat cinta yang berdusta. Give Me a Reason Part 1 Oleh Upriani Rahman Purnama belum sempurna menggantung di hamparan lagit bersama ribuan bintang yang berkelip. Aku menengadah mengamati gelap malam yang ditaburi benda-benda lagit yang indah. Udara dingin yang menyapu kulit bercampur “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Sebuahcara yang dapat anda lakukan bagi seorang pria yang ingin dicintai dan disukai oleh wanita, salah satunya dengan mengamalkan doa supaya wanita tergila gila jatuh cinta versi islam. Dalam Islam doa ini disebut sebagai doa mahabbah, atau doa untuk memunculkan rasa kasih dan sayang di hati seseorang. Cara Pelet Wanita dengan doa mahabbahCerpen Safik Yahida Cerita ini saya tulis ketika sedang berada di halte menunggu bus kota sumedang, dan disitulah saya mengobrol dengan seorang perempuan setengah tak waras yang setiap harinya setia menunggu tunangannya yang pergi meninggalkannya entah kemana Tangan ini masih sedikit luka oleh bekas lilitan tali yang menjeratku juga mulutku pun terasa kaku karena di sumpal kain sekian lama sehingga tidak bisa berteriak tapi tidak pada suara hatiku yang masih bisa berdoa supaya apa yang mereka lakukan padaku akan dibalas dengan hukuman yang setimpal atas semua penderitaan yang telah mereka lakukan padaku dengan sebuah alasan atas nama kebaikan aib keluarga mereka menyekap dan membiarkan aku terkapar di sudut kamar yang gelap. Apa aku ini di mata mereka? Apa aku bukan lagi bagian dari keluarga mereka karena kelakuanku kurang baik yang selalu menjambak rambut setiap wanita yang kutemui? Seperti apakah orang yang baik itu? Apakah orang yang pernah mengurung seseorang bisa disebut orang baik? Bukan. Di kamar yang gelap itu aku selalu bertanya dalam hati kenapa mereka mengurungku? Apa yang salah pada diriku sehingga mereka merasa takut dan menjauhiku? Apa mereka menganggapku gila hanya karena selalu tersenyum sendiri dan setelah itu langsung menangis? Bukankah senyum itu amal paling murah yang oleh semua agama merasa diharuskan dan menangis itu hakikat manusia yang tidak bisa dilepaskan? Atau karena aku satu-satunya orang yang percaya bahwa gerimis itu bisa turun di saat musim kemarau? Nyatanya di musim yang panas ini gerimis selalu turun di mataku. Mungkin karena hal itulah sampai sekarang aku masih belum mendapatkan jodoh atau mungkin juga karena memang semua wanita merasa takut padaku? Yang jelas aku bukanlah lelaki yang gampang jatuh hati pada seseorang sebab aku menginginkan wanita yang setia tidak seperti kekasihku dulu yang selalu mengatur hidup ini kemudian pergi meninggalkanku begitu saja dan akhirnya membuat hatiku hancur melebihi rasa sakit ketika terkurung di waktu lalu dan mungkin karena ulah kekasihku itulah awal dimana aku pun dijauhi pula oleh orang-orang karena tanpa henti aku selalu menangis. Aku ingin bebas seperti sekarang bisa leluasa pergi dan duduk di bangku taman sambil dengan tenang menikmati hembusan angin malam yang membelai rambutku seperti dulu ketika aku pernah tertidur di pundak kekasihku sambil ia sesekali membelai helaian rambutku ditemani rembulan yang ikut menyaksikan kami berdua. Indah sekali saat itu karena di pikiranku hanya ada bayangan kekasihku itu tidak ada siapapun atau mungkin semua orang telah kulupakan meski aku tak tahu hilang dimana ingatanku itu sehingga kini membuat aku merasa takut pada semua orang dan yang kurasakan sekarang aku selalu ingin menjambak rambut setiap wanita yang kutemui sambil berkata apa kamu tidak merasa sakit ditinggalkan kekasih sendiri tanpa alasan yang jelas? Memang bukan kamu yang melakukan hal itu padaku tapi kurasa kamu pun akan melakukan hal yang sama. Teriakku. Memang hidup ini singkat terlalu singkat bila hanya digunakan untuk mengingat masa lalu yang kelam dan sekarang aku merasa hidup kembali dengan jiwa yang baru setelah kabur dari kurungan yang menjeratku. Akhirnya aku kembali ke taman ini sebuah tempat dimana aku dan kekasihku dulu selalu menghabiskan malam tanpa ada yang mengganggu mungkin saja aku bisa kembali bertemu dengannya disini dan meluapkan perasaan kesal yang selama ini berkecamuk di hatiku yang hancur teapi nyatanya dari balik pepohonan yang rindang aku mendengar seorang wanita yang lain sedang bernyanyi dengan lirik-lirik yang membuat merinding dan suaranya begitu merdu seperti salah seorang penyanyi yang lagi sibuk disorot berita infotainment karena bisa menjadi pacar seorang pencipta lagu cinta yang menyayat hati. Tidak. Bukan seperti suara penyanyi itu karena aku belum pernah mendengar suara aslinya sebab ketika ia menyanyi hanya menggunakan trik Lip Sync sambil berkomat-kamit mengikuti lirik dan irama lagu. Seperti orang gila saja. “Aku kembali mengingatmu di sisa gerimis Diantara punggung batu yang mengukir namamu Disitulah, kenangan kita telah terpahat Atau pada daun kering bagaikan selembar surat Yang menuntaskan sebuah jejak ziarah Aku telah menuliskannya sehabis gerimis Lalu menjadi abadi di kedua mataku Aku rindu bersamamu, menyulam ribuan malam dengan tatapan tajam, Namun maut memutuskannya, menjelma sabit membuat matamu terpejam. Untukmu, aku rela bersetubuh bersama angin Dengan dingin yang kucicipi nikmatnya sepi Dan bila kau tak kembali Aku menjema doa untuk menemuimu”[1] Karena mendengar suara yang seperti keluar dari lubuk hatinya itu aku memberanikan diri mendekati wanita itu dan duduk bersebelahan dengannya. Keberanian dan kebaikan apa hingga aku tidak menjambak rambutnya malah bertanya dan ingin mengetahui siapa ia sebenarnya. “Sedang apa dan menunggu siapa kamu disini?” tanyaku sambil melihat tatapan matanya yang kosong seperti pikiranku yang juga kosong karena aku bisa berani mendekati seorang wanita. Dia hanya diam. “Apa kamu sedang menunggu kekasihmu?” tanyaku lagi meminta jawaban. “Kamu pun sedang apa disini?” ia pun melontarkan pertanyaan. Apa yang ia pikirkan sehingga pertanyaanku tidak dijawabnya malah balik bertanya. “Aku sedang mendengarkan suaramu,” jawabku singkat. “Apa kamu gila datang kesini hanya untuk mendengarkan suaraku.” jawabnya. Tanpa pikir panjang lagi aku pun langsung mengutuknya supaya ia pun menjadi gila karena mengatakan aku gila padahal aku sama dengannya sedang menunggu kekasih yang entah sedang berada dimana sekarang. “Aku juga sama denganmu sedang menunggu seseorang disini,” timpalku dengan nada mengejek bila aku gila pun aku tidak peduli yang penting ada yang mau sama nasibnya denganku. “Aku tidak sama denganmu aku hanya seorang wanita yang dijauhi orang-orang bahkan dicemooh oleh mereka dan hanya kamu saja yang mau mendekatiku sekarang apa memang kamu benar-benar sama denganku?” Jujur aku tidak mengerti apa yang diucapkannya apakah nasibnya sama seperti yang pernah aku alami beberapa waktu terakhir dijauhi dan dibenci semua orang dan apakah hatinya pun sama hancurnya dengan hatiku karena ditinggalkan kekasih begitu saja? Tapi nyatanya ia sedang menunggu kekasihnya disini. “Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu ucapkan bukankah kamu sedang menunggu kekasihmu disini? Kekasihmu pasti ingin menemuimu lalu kamu anggap apa kekasihmu itu bila orang-orang tidak ingin menemuimu?” mungkin karena melihat wajahnya yang sedih aku pun lalu bisa mengatakan hal yang seperti itu. “Bagaimana bila kekasihku tidak sama seperti orang-orang? Apakah kekasihku bisa disebut beda dengan mereka?” pertanyaan itu muncul dari bibir mungilnya dengan menghembuskan aroma nafas yang begitu khas di hidungku. Aku tidak menjawab pertanyaan wanita itu aku malah kembali teringat kekasihku dimana ia pun pernah mengatakan hal yang serupa seperti ini. Aku tahu ia menerima cintaku karena dulu aku selalu menghiburnya sewaktu sedang dilanda kesedihan karena kekasihnya telah tiada―mati akibat kecelakaan lalu lintas dan mungkin dengan dia menerimaku rasa terimakasihnya sudah bisa terbalas dengan kebohongan yang telah lama kita jalani. Seperti paranoid atau dejavu hal itu kembali terulang sekarang apa kekasih wanita ini sudah tiada dan ia tetap setia menunggunya walau tidak akan datang? Sungguh setia wanita ini tidak seperti kekasihku setelah puas mempermainkanku lantas ia pergi begitu saja dan hanya meninggalkan luka yang membuatku terjatuh. “Pergi saja kamu dari sini kekasihku sudah datang.” ia kembali bicara tanpa terlebih dahulu menunggu jawabanku. Otakku memang sudah bingung tapi dengan keadaan seperti ini aku malah tambah bingung bila aku tidak menjawab pertanyaannya bukan berarti aku tidak peduli padanya malah sekarang ia yang tidak peduli dan berani mengusirku dengan alasan kekasihnya sudah datang padahal tak ada. Tak ada namun ada. Ada namun tak ada. Ada atau tidak ada tetap ada. Begitu katanya. Berarti maksud dari ucapannya barusan benar bahwa kekasihnya sudah tak ada dan inikah yang di maksud dengan kekasihnya beda dengan orang-orang? Ternyata kekasihnya sudah bukan lagi orang melainkan sesuatu yang telah tak ada―mati. Aku tidak menjauhinya karena aku ingin menemani dan menggantikan kekasihnya yang tak ada itu. Ah sungguh setia sekali ia seperti wanita yang aku harapkan walaupun ia berbicara dengan angin seolah-olah sedang berbicara dengan kekasihnya dan tidak menganggapku ada tapi aku tak peduli aku hanya terus mengamati gerak-gerik wanita itu dan ia terus saja berbicara sambil diiringi selingan tawa seperti seorang yang baru melepaskan kerinduan yang telah lama belum tertuntaskan dan aku pun ikut tertawa tanpa tahu kenapa aku harus tertawa. Namun rasa kesalku pun belum tertuntaskan pada kekasihku dulu sehingga kulampiaskan saja kekesalan itu kepada seorang penjaga taman dengan menjambak rambutnya karena lelaki tua itu bilang padaku untuk menjauhi wanita itu karena ia sudah gila dan sudah lama selalu berbicara sendiri di taman ini. Akhirnya si penjaga taman itu pun mengatakan dan menganggap bahwa aku juga gila. Sekarang aku tidak peduli lagi dengan omongan orang-orang mau mengatakan apa yang jelas aku tidak ingin jauh dari wanita yang baru kukenal ini karena kesetiaan cinta pada kekasihnya yang ada namun tak ada itu sehingga telah membuatnya menjadi seperti itu. Cinta memang gila dan aku pun mulai jatuh cinta dan tergia-gila padanya. Dan kenapa aku bisa jatuh cinta pada orang gila? Apa memang aku benar-benar gila? Entahlah. Bandung, Juni 2011 [1] Diambil dari puisi Ihsan yang berjudul “Sehabis Gerimis” dan puisi itu dibukukan dalam antologi bersama dengan judul buku Nyanyian Anak Negeri Pustaka Adab, 2011.
Cerpen Orang Gila di Tempat Kos! Jatuh Cinta dengan Pekerjaan; Sudah Terlanjur Jatuh Cinta; Segenap hidup akan aku dedikasikan hanya untukmu sayangku, hingga kelak aku dan kamu sama-sama menua, dan akhirnya musnah setelah tutup usia. Percayalah, akan aku rawat kamu dengan segenap kemampuanku, memanjakanmu adalah hal yang paling Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semua orang pernah merasakan jatuh cinta. Selalu ada orang yg mampu membuat kita salah tingkah; rindu akan perangainya; senang diperhatikan; bertanya kabar. Udah makan? Udah minum? Udah dulu yah....Dalam percintaan lazim Cinta diterima maupun ditolak. Ketika Cinta diterima, dunia ini serasa milik berdua; berbunga-bunga hatinya. Bahagia!Namun, kala Cinta ditolak, dunia ini terasa hampa; sedih tak terperi. Bunga-bunga berguguran. Tersiksa! Pernahkah Tuan dan Puan merasakannya? Lihat Cerpen Selengkapnya Sudahlama aku tidak jatuh cinta!Sampai aku lupa bagaimana rasanya jatuh cinta.Banyak orang mengatakan hidup yang tak memiliki cinta adalah hidup yang Cerpen | Jatuh Cinta untuk Kedua Kali Halaman 1 - Kompasiana.com Cerpen Karangan Salsabila TjaturanggaKategori Cerpen Cinta Segitiga Lolos moderasi pada 17 February 2016 Dinda adalah anak orang kaya tetapi sifatnya sangat buruk. Dinda memiliki seorang saudari perempuan yang bernama Dina. Dina adalah anak yang baik, tetapi Dinda dan ibunya tidak menyukainya. Hanya ayahnya yang menyayanginya, ketika ayahnya pergi keluar kota Dina selalu disuruh Dinda dan ibunya bekerja bersih bersih rumah tanpa beristirahat. Di sekolahnya Dinda hanya menganggap Dina adalah pembantunya. Suatu hari Dinda menyukai seorang lelaki tampan di sekolahnya yang bernama Kevin. Tetapi Kevin tidak mencintai Dinda melainkan saudaranya yaitu Dina. Kevin selalu berusaha mendekati Dina, tetapi ia tidak pernah mendapatkan perhatian Dina, Suatu hari. “Din jalan yuk terserah kamu mau ke mana,” ajak Kevin. “Maaf Vin aku gak bisa,” jawab Dina. “Kenapa din please Din aku mohon, sekali ini aja,” pinta Kevin. “Ya udah deh kamu jeput aku jam 7 ya.” ucap Dina. Ting, tong, ting, tong, terdengar suara bel rumah Dina. Pintu terbuka dan terlihat Dina mengintip dari balik pintu. “Oh kamu Vin, ya udah yuk kita jalan,” ajak Dina. Sebenarnya Dina takut kalau Dinda tahu ia pergi bersama Kevin. Sesampainya di kafe. “Din aku mau ngomong sesuatu sama kamu,” kata Kevin. “Ngomong apa?” ucap Dina. “Kamu mau gak jadi pacar aku?” Tanya Kevin. Dina sangat terkejut dengan pertanyaan Kevin, begitu juga Dinda yangsedari tadi mengintip di balik pohon. “Oh jadi lo pergi dari rumah cuma karena ini. Karena pengen bikin gue cemburu, iya?” Bentak Dinda. “Gak Din aku gak pernah buat kamu cemburu,” ucap Dina. “Udah deh lo itu munafik tahu gak sih lo!!” kata Dinda sambil menyiram Dina dengan minuman bekas Dina dan menamparnya. “Dinda, udah cukup. Ayo Dina kita pergi dari sini.” kata Kevin sambil pergi bersama Dina. Setelah pergi jauh dari Dinda, Kevin kembali menanya pertanyaannya tadi. “Din gimana kamu terima aku gak?” Tanya Kevin. “Iya aku terima kamu,” jawab Dina. Mereka pun berpelukan dan merayakan hari besar mereka dengan kebahagiaan. Di samping kebahagiaan mereka ada Dinda sambil membawa pisau yang tajam dan berkata, “Awas kamu Dina!!” Keesokannya terdengar berita “Seorang pelajar tewas terbunuh dengan pisau di perutnya, diduga akibat cinta segitiga.” Cerpen Karangan Salsabila Tjaturangga Facebook Salsatjatur Cerpen Cinta Berujung Tragis merupakan cerita pendek karangan Salsabila Tjaturangga, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Kisah Cinta Shila Oleh Nur Aeni Fadilla Burung-burung berkicau sangat indah, ayam berlomba-lomba berkokok. Tandanya matahari telah menampakkan dirinya. Pagi itu begitu cerah, begitupun dengan perasaan Shila yang bahagia dan degdegan. Shila memulai aktivitasnya dengan berangkat The True Friends Oleh Putri Nurjannah Raina dan Kalilah adalah dua orang sahabat. Mereka sudah menjalin hubungan persahabatan sejak kelas 7. Walaupun memiliki karakteristik yang bertolak belakang namun tak menjadikan mereka saling iri karena persahabatan Kerelaan & Ketulusan Oleh Anitrie Madyasari Pagi yang cerah, membuat suasana damai, sang surya’pun mulai menampakan sinarnya disela-sela awan yang menyelimutinya.. ketika hembusan angin menembus rongga-rongga hidung, emmm sungguh nikmat rasanya suasana pagi hari.. “One, Tak Terduga Part 2 Oleh Nilot Dewi Gayatri Pandanganku tertuju pada air danau yang tenang. Ku sandarkan bebanku pada pohon yang rindang. Berada di pinggir danau membuat kenyamanan tersendiri bagiku. Ya.. Di sinilah aku menenangkan semua beban Terimakasih Sahabatku Oleh Yustika Amaliah Sekolah baru, teman baru dan mungkin juga sahabat baru. aku baru saja pindah ke Jakarta. setelah 14 tahun berada di Surabaya. aku yang meminta untuk tinggal di Jakarta, sebab “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"Prakata Berbeda dari cerita-cerita Murakami lainnya, cerpen ini nggak mengambil latar di Jepang, tetapi di Praha saat Perang Dunia II. Ketika suatu makhluk bermetamorfosis menjadi seorang manusia dengan nama Gregor Samsa — alusi dari kisah The Metamorphosis-nya Franz Kafka, The Metamorphosis-nya Franz Kafka,
Cerpen Karangan Marisa ElizabethKategori Cerpen Cinta Sedih Lolos moderasi pada 20 July 2013 Hiduplah seorang gadis kecil di suatu desa yang biasa saja. Hidup nya sangat sederhana, ia di besarkan oleh kedua orang tuanya hingga ia menjadi besar. Ia tidak pernah merasakan rasanya berpacaran hingga akhir SMA pun, ia tidak pernah mau berpacaran, karena takut merasa tersakiti dan takut menyakiti hati orang lain. Sampai suatu saat ia bekerja di suatu kantor besar dan mearasakan suasana baru, yang berbeda dengan waktu ia sekolah. Di kantor tersebut, Ia pun di pertemukan oleh seorang pria dewasa. Pada saat menjalankan tugas secara bersamaan, dan tanpa ia sadari bahwa si pria pun jatuh cinta pada wanita tersebut. Seiring berjalannya waktu ia pun selalu saja di pertemukan dengan pria tersebut, meskipun mereka berbeda bagian. Hingga suatu saat si pria menyatakan perasaannya di saat yang tidak tepat, si wanita hanya bisa tersenyum, meskipun si wanita tersebut memang merasakan hal yang sama. Si wanita merasa bahwa ia akan menyakiti hati si pria, karena mereka berbeda keyakinan dan keturunan sehingga ia tidak merespon apa yang di katakan si pria. Setelah itu, mereka pun masing-masing berpisah karena mencari pekerjaan yang lebih baik. Hingga setelah bertahun tahun mereka berpisah, mereka pun di pertemukan kembali di suatu cafe, dan si wanita pun menyapa si pria “hei, apa kabar?” lalu timbul lagi lah perasaan itu, dan mereka pun disetujui oleh masing-masing orangtuanya. dan akhirnya menikah. tak lama setelah menikah, si wanita ternyata memiliki penyakit kanker, hingga berakhir dengan kematian. Si pria pun selalu menangisi kepergian si wanita terus menerus tiada henti, hingga si pria pun ikut meninggal dunia. “Tamat” Jadi inilah kisah cinta sejati yang berakhir tragis. Cerpen Karangan Marisa Elizabeth Facebook elizabeth marisa Go to my facebook aja ya! search aja di marisa elizabeth Cerpen Kisah Cinta Sejati Yang Berakhir Tragis merupakan cerita pendek karangan Marisa Elizabeth, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Cinta Alfa Dan Omega Oleh Alto Faot Di sebuah taman hidup bunga berbagai rupa mereka berbaris rapi membentuk hati. Di tengah-tengah taman itu terdapat padang rumput hijau yang dapat dijadikan tempat kisah kasih antara dua insan. Sepenggal Kisah Dari Mereka Yang Tak Nyata Penyesalan Daniel Oleh Makhluk Munafik Ini tentangnya manusia yang memiliki kepribadian berbanding terbalik dengan Rasya, Daniel Ananta Dirgantara. Mungkin kamu tak asing dengan nama itu, ya itu adalah nama adik dari Rasya. Kini dia Elegi Embun Pagi Oleh Murni Oktarina Di dalam kelas yang sepi. “Yeta, dicoba aja dulu! Masa sih udah tujuh belas tahun belum punya pacar juga, malu tuh sama wajah cantik kamu! Hahaha…,” kata Mentari membujukku Game Over Oleh Adistyana Semuanya udah selesei.. Rasa yang aku berikan sama kamu, sudah game over Praya membanting Hapenya di depan Mega, seketika Mega menjerit karena kaget. “Kalo eloh sudah enggak butuh gue The Poor Jane Oleh Lutfi Ini sudah larut malam, tapi Harold belum datang juga. Aku sampai lelah menunggunya. Sejak dua jam yang lalu, aku sudah duduk di bangku yang terletak di taman kota ini, “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" AdamBenjamin, seorang pelajar popular yang berwajah campuran Australia-Filipina itu sering mendapat perhatian pelajar-pelajar perempuan di sekolahnya. Namun bCerpen Jatuh Cinta. Cerpen Sastra. Jatuh Cinta. April 21, 2021 April 21, 2021 7 min read triandira. Jatuh Cinta. Oleh : Ketut Eka Kanatam "Kenapa kamu belum menikah juga, Wahyu? Apa lagi yang membuat kamu terus menundanya? Tidak adakah gadis yang tertarik kepadamu? Apa jangan-jangan kamu tidak tertarik pada wanita."H40a.